Selasa, 16 Juni 2015

Morfologi Tumbuhan


Simetri Bunga, Diagram Bunga, Rumus Bunga, 
Buah dan Biji


SIMETRI PADA BUNGA
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi-bagi menjadi dua bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi. Jadi seabdainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat, maka benda tadi dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau simetris. Dapat pula dikatakan demikian : bidang pemisah tadi dapat dianggap merupakan sebuah cermin datar dan bgaian yang satu merupakan bayangan cermin bagian yang lainnya. Bidang yang dapat di buat untuk memisahkan suatu benda dalam dua bagian yang satu sama lain merupakan bayangannya dalam cermin datar tadi, dinamakan bidang simetri.
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut di atas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang :
a.    Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrid Hort.),
b.    Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang (anak panah).
Bergantung pada letaknya bidan simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi dalam 3 macam :
1.      Setangkup tegak, jka bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya bungatelang (Clitoria ternatea L.)
2.      Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus pula pada arah vertical, misalnya bunga Corydalis.
3.      Setangkup miring, jika bidnag simetrinya memotong bidnag median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) dari 90º, misalnya bunga kecubung (Datura metel L.)
c.    Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama nlain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.).
d.   Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomporphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.) bunga yang beraturan seringkali ditunjukkan dengan lambang * (bintang).

DIAGRAM BUNGA
Dalam mendeskripsikan bunga, di amping secara verbal (dengan kata-kata) dapat ditambahkan gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan yang lebih mendalam tentang keadaan bunga. Salah satu gambar yang melukiskan keadan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga.
Yang dinamakan diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bgain-bagian bunga lainnya masih ada, disamping keempat bagian pokok tersebut diatas. Perlu diperhatikan, bahwa lazimnya dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya, sedang dari benang sari digambarkan penampang kepala sari dan dari putik penampang bakal buahnya. Dari diagram bunga itu selanjutnya dapat diketahui pula jumlah masing-masing bagian bunga tadi dari bagaimana letak dan susunannya antara yang satu dengan yang lain. Selain itu perlu diingat pula, bawa diagram bunga sedikit banyak merupakan suatu ganbar yang bersifat skematik.
Bagaimanakah caranya untuk membuat suatu diagram bunga ? jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.    Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga :
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis).
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axilaris),
2.    Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.


Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkarang-lingkaran yang konsentris itu kita buat tegak lurus (vertikal). Untuk bunga diketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapatr dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) duan, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu disebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil) dan di sebwlah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelpak, daun-dau tajuk, benang dari dan yang terakihr penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah :
      a.   Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
      b.  Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelompak yang satu dengan yang lain) :               bebas atau sama lain bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
c.       Bagaimana susunannya terhadpa bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, bennag dari dan daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan dst.
Bagi bunga yang letaknya di ujung batang atau cabang tidak dikenal bidang mediannya, di sebelah atas lingkaran yang terluar tidak pula gambar penampang melintang batang (karena pda bunga demikian batang itu akan bersambung dengan tangkai bunga) tetapi pada sebelah bawah biasanya masih ditambahkan gambar penampang meilintang daun pelindung (jika ada).
Jadi dengan demikian, pada suatu diagram bunga tidak hanya kita ketahui hal-hal yang menyangkut bagian-bagian bunganya saja tetapi juga dapa diketahui mengenai letaknya pada tumbuhan. Dalam pembuatn diagram bunga selain keempat bagian bunga yang pokok : kelopak, tajuk, benang sari, dan putik, dapat pula digambar bagian-bagian lain. Jika memang ada dan dipandang perlu untuk dikemukakkan. Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri ynag khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan dengan diagram bunga:
   a. Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan suku Malvaceae, misalnya : kapas (Gossypium sp.) kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
     b. Mahkota (tajuk) tambahan (Corona), yang biasa terdapat pada suku Asclepiadaceae, misalnya :       biduri (Calotropis gigantea)
Dikemukakan pula dalam membicarakan perihal bagian-bagian bunga, bahwa ada bagian-bagian bunga yang mengalami metamorphosis atau tereduksi atau lenyap sama sekali. Bertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendirian :
1.        Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya,
2.        Membuat diagram bunga yang tidka hanya memuat bagian-bagian yang benar-benar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-baian yang sudah tidak ada (tereduksi) namun menurut teori seharusnya ada.
Dengan demikian kita dapat membedakn dua macam diagram bunga :
a.         Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga dinamkan diagram sungguh (yang sebenarnya).
b.        Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.
Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak daigambar seperti bagian-bagian yang benar-benar ada, melainkan dengan lambang lain biasanya bintang atau silang kecil. Kebanyakan hal ini hanya mengenai benang-benang sari saja yang keadaan yang sesungguhnya pada bunga seringkali tidak cocok dengan teori.



RUMUS BUNGA
Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta baian-bagiannya.
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang ertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama baian-bagian bunga, sedang angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Di samping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sma lain.
            Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut:
1.    Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kalix (Calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak,
2.    Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla (istilah ilmiah untuk mahkota bunga),
3.    Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan kata Androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga),
4.    Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium (istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga)
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan perigonium (tenda bunga). Di belakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi, dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka ditaruh koma.
Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, dan 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah maka rumusnya :
                   K 5, C 5, A 10, G 1 (bunga merak: Caesalpinia pulcherrima)
Jika kita mengambil contoh lain, yaitu bunga yang mempunyai tenda bunga misalnya lilia gereja (Lilium longiflorum) yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari, dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah, maka rumusnya adalah :
                                               P 6, A 6, G 3
Di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga. Biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri yaitu : * untuk bunga yang bersimetri banyak (Actinomorphus) dan tanda ↑ untuk bunga yang bersimetri satu (zygomorphus). Jadi dalam hal rumus bunga merak yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi :
                                                ↑ K 5, A 5, A 10, G 1
Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi :
*P 6, A 6, G 3
Selain lambang yang menunjukan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga yang banci (hermaproditus) dipakai lambang:  ♀♂, untuk bunga jantan dipakai lambang:  ♂, dan untuk bunga betina dipakai lambang: ♀. Lambang jenis kelamin ditempatkan di depan lambang simetri. Jika kedua rumus diatas di lengkapi dengan lambang jenis kelaminnya maka rumusnya menjadi:    
                        ♀♂ ↑ K5, C5, A10, G1  dan    ♀ * P6, A6, G3.
Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam lebih satu lingkaran. Bunga-bunga yang dipakai contoh di atas misalnya, masing-masing mempunyai bagian-bagiannya yang tersusun dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya mempunyai 2 lingkaran benang sari, dengan 5 benanga sari dalam tiap lingkaran, sedang bunga lilia gereja mempunyai 2 lingkaran daun tenda bunga dan 2 lingkaran benang sari, tiap lingkaran berbilangan 3. Dalam hal yang demikian di belakang huruf yang menunjukan bagian yang tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran tadi harus ditaruh dua kali angka yang menunjukkan jumlah bagian didalam tiap lingkaran dengan  tanda + (tanda tambah) di antara kedua angka tadi. Contoh kedua rumus di atas harus kita ubah menjadi:
♀♂ ↑ K5, C5, A 5 + 5, G1  dan    ♀ * P 3 + 3, A 3 + 3, G3
Jika bagian-bagian bunga yang tersusun dalam masing-masing lingkaran itu berlekatan satu sama lain, maka yang menunjukkan jumlah bagian bersangkutan ditaruh dalam kurung. Pada contoh di atas tadi, maka rumusnya harus kita ubah menjadi:
♀♂ ↑ K(5), C5, A 5 + 5, G1  dan    ♀ * P (3 + 3), A 3 + 3, G (3)
Karena pada bunga merak daun-daun kelopaknya berlekatan satu sama lain, sedang pada bunga lilia gereja yang berlekatan daun-daun tenda bunga dan daun-daun buahnya. Ada kalanya yang berlekatan adalah dua macam bagian bunga, misalnya benang sari dengan daun-daun mahkota , seperti terdapat pada bunga waru (Hibiscus tiliaceus). Dalam keadaan yang demikian yang di tempatkan dalam kurung adalah keua huruf beserta angkanya  yang menunjkan kedua macam bagian bunga yang berlekatan tadi. Pada contoh ini (bunga waru), benang-benang sarinya sendiri berlekatan pula satu sama lain, oleh sebab itu angka yang menunjukkan jumlah benang sari yang ditaruh dalam tanda kurung, sedang tanda-tanda yang menunjukkan mahkota dan benang-benang sari lalu di taruh dalam kurung besar. Untuk jelasnya rumus bunga waru tadi adalah seperti berikut:
♀♂ * K(5), [ C5, A (~) ], G (5).
Jika pada bunga waru kita dapati banyak benang sari yang berlekatan satu sama lain dan seluruhnya berlekatan lagi dengan daun-daun mahkota.
Selain lambang-lambang yang telah diuraikan di atas, dalam menyusun suatu rumus bunga masih ada lambnag lain lagi, ialah lambang untuk menyatakan duduknya bakal buah (jadi bunga putiknya). Untuk bakal buah yang menumpang, di bawah angka yang menunjukkan bilangan daun buah, dibuat suatu garis (bilangan yang menunjukkan jumlah daun buah terletak di atas garis), sedang untuk bakal buah yang tenggelam, garis ditaruh di atas angka tadi. Untuk bakal buah yang setengah tenggelam tidak ada tanda yang khusus, atau dapat ditafsirkan sebagai setengah tenggelam, jika untuk bakal buah tidak ada pernyataan menumpang atau tenggelam.
Dengan demikian, jika dari kedua contoh bunga di atas kita harus membuat rumus bunga yang lengkap, rumus tadi akan menjadi seperti berikut:
♀♂ ↑ K(5), C5, A 5 + 5, G1  dan    ♀ * P (3 + 3), A 3 + 3, G (3)
Setelah kita fahami hal-hal yang menyangkut soal rumus bunga, dapat sekarang keadaan kita balik, artinya jika kita melihat kedua rumus di atas, maka dapat kita bayangkan bahwa:
a.       Bunga merak adalah bunga yang banci, zigomorf, mempunyai 5 daun kelopak yang berlekatan satu sama lain, 5 daun mahkota yang bebas, 2 lingkaran benang sari dengan 5 benang sari dalam masing-masing lingkaran, bakal buah yang terjadi  dari sehelai daun buah yang duduknya menumpang.
b.      Bunga lilia gereja adalah bunga banci, aktinomorf, mempunyai 6 daun tenda bunga yang tersusun dalam 2 lingkaran teteapi ke 6 daun tenda bunga tadi berlekatan satu sama lain, 6 benang sari yang tersusun dalam 2 lingkaran, dan satu bakal buah yang menumpang dan terjadi dari 3 buah yang berlekatan.
Mengingat, bahwa urutan-urutan bagian bunga sifatnya tetap, maka dalam menyusun suatu rumus bunga, huruf-huruf yang merupakan singkatan nama bagian buna tadi sering ditiadakan. Juga lambang jenis kelamin sering kali ditiadakan, karena jenis kelmin itu dapat terlihat pula dari rumus ialah: jika ada benang sari maupun putik, berarti bunga itu bersifat banci, tetapi jika di belakang A kita dapati angka 0 berarti bunganya betina, sebaliknya jika dalam rumus tertera G 0, berarti bunganya adalah buga jantan. Dengan ini rumus bunga merak misalnya, dapat kita sederhanakan menjadi:
↑ (5), 5,  5 + 5, 1
Jika kita membandingkan diagram dengan rumus bunga, pada diagram lebih banyak tercantum keterangan-keterangan mengenai susunan bagian-bagian bunga, hanya tak dapat di ketahui pada diagram bunga bagaimana letaknya bakal buah, menumpang, tenggelam, ataukah setengah tenggelam.
Dibawah ini diberikan berbagai contoh diagram beserta rumus bunga berbagai jenis tumbuhan yang tergolong dalam beberapa suku tumbuhan yang lazim sudah di kenal.
     1.      Suku Palmae (Arecaceae) misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K3, C3, A (6), G0
♀ K3, C3, A0, G (3)
     2.      Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa)
♂♀↑ K1 + (2), C2 + 0, A3, G1
    3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica)
♂♀↑ K3, C3, A5, G(3)
    4.      Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), yang hanya menempel satu benang sari yang subur, dan anggrek kasut (Cypripedium javanicum), yang mempunyai dua benang sari yang subur:
♂♀↑ P3 + 3, A1 + 0, G (3) (Phalaenopsis)
♂♀↑ P3 + 3, A0 + 2, G (3) (Cypripedium)
    5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba)
♂♀* P3 + 3, A3 + 3, G (3) (Cypripedium) 
    6.      Suku Papilionaceae, misalnya orok-orok, kembang telang (Clitoria tarnatea)
♂♀↑ K (3), C5, A1 + (9), G1
    7.      Suku malvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp), waru (Hibiscus tiliaceus)
♂♀* K (5), [C5, A (~)], G (5)
    8.      Suku Bombaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra), durian (Durio zibethinus)
♂♀* K (5), C5, A (~), G (5)
   9.      Suku Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel), tembakau (Nicotiana tobacum)
♂♀ ↑ K (5), C5, A5, G (2)
  10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus)
♂♀* K4, C4, A2 + 4, G (2)
1 11.    Suku Nictaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabilis jalapa)
♂♀* K5, C (5), A5, G (5)



KEGIATAN DISKUSI


Pertanyaan dan Jawaban
      1. Bagaimana cara menggambarkan diagram teoritik, jika benang sarinya hilang dan rumusannya seperti            apa?
     Jawab:
   Jika secara visual benang sarinya terdapat tiga buah sedangkan secara teori benang sarinya terdapat 4 buah maka benang sari yang hilang tersebut digambarkan dengan lambang bintang dan untuk membuat rumusan bunganya disesuaikan dengan tujuannya apakah ingin menggunakan yang secara visual ataukah secara teoritis.
      2.  Jelaskan mengenai Diagram Bunga!
    Jawab:
    Lingkaran pertama pada diagram bunga adalah kelopak, kedua mahkota, ketiga benang sari, dan keempat putik. Amati apakah bunga tersebut duduk bunganya di ketiak daun apakah hanya diujung, apabila diketiak daun ditukiskan dengan lambang bulat dan apakah memiliki bracteola atau tidak.Kemudian amati penampang melintang batangnya, kemudian amati jumlah kelopaknya dan apakah berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan maka gambarnya tidak boleh menempel), lalu amati jumlah mahkotanya, kemudian jumlah benang sari dan apakah letaknya menumpang atau tenggelam. Dan amati putiknya kemudian gambarkan
3.      Apakah ada dalam satu bunga yang memiliki putik lebih dari satu?
Jawab
Ada, contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang memiliki 5 putik,
4.   Bagaimana proses atau tahapan dalam pembuatan diagram bunga ?
 Jawab :
Sebelum kita membuat diagram bunga, terlebih dahulu kita harus memperhatikan hal-hal berikut :
       ·      Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kitahanya            membedakan dua macam letak bunga :
-          Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis).
-          Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axilaris),
·      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.
Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan
1.      Membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya
2.      Kemudian melalui titik pusat lingkarang-lingkaran yang konsentris itu kita buat tegak lurus (vertikal). Untuk bunga diketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapatr dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) duan, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median.
3.       Pada garis yang menggambarkan bidang median itu disebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil) dan di sebwlah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelpak, daun-dau tajuk, benang dari dan yang terakihr penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah
 a.       Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
 b.   Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelompak yang satu dengan yang lain) : bebas atau sama lain bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
 c.  Bagaimana susunannya terhadpa bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, bennag dari dan daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan dst.
Contoh :

Bagi bunga yang letaknya di ujung batang atau cabang tidak dikenal bidang mediannya, di sebelah atas lingkaran yang terluar tidak pula gambar penampang melintang batang (karena pda bunga demikian batang itu akan bersambung dengan tangkai bunga) tetapi pada sebelah bawah biasanya masih ditambahkan gambar penampang meilintang daun pelindung (jika ada).


BUAH (FRUCTUS)
Jika penyerukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbh menjadi nuah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
Pada pembentukan buah, adalakalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya:
    a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembukus tongkol jagung (klobot)
  b.Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut metupakan bagian buah.
   c.  Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal ada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
  d.Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh.

Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu, misalnya:
   a.  Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale), tangkai bunga menjadi  besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula, sedang buah yang            sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada ujung bagian yang membesar ini.
      

 b. Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata) dan sebagainya. Dasar bungayang berbentuk periuk itu juga membesar dan membulat, tebal berdaging,     menyelubungi sejumlah besar buah-buah yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam badan yang berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan.                                                                                  
                                                           
   c.  Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca) yang kemudin menjadi berdaging  tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampur tak  kelihatan.
           
                                                           
  d. Kelopak bunga. Pada ciplukan (Phisalis minima), pada pembentukan buah, kelopak tumbuh terus      menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenrnya. Jadi buah yang sebenanya tadi tidak tampak sama  sekali dari luar.

           

  e.  Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga najemuk. Pada pohon nangka (Artocarpus integra) misalnya: ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-seakan hanya menjadi satu buah saja.

    


Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan partenokarpi (parthenocarpy).

Ikhtisar Tentang Buah
Mengingat uraian di atas, buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
     a.      Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain      pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan              seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya            kadang-kadang tersembunyi.
    b.       buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga             lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.

Penggolongan Buah Semu
Buah semu dapat dibedakan dalam:
     a.      Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah          ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
-          Tangkai bunga, pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale)
-          Kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima)
    b.     Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah tetapi juga disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca).
   c.   Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (artocarpus integra), dan keluwih (Artocarpus communis), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu ini. Juga buah lo (Ficus glomerata) dan buah beringin (Ficus benjamina) adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar bunga bersama yang berbentuk seperti periuk atau bulat dengan buah-buah yang sesungguhnya di sebelah dalamnya.


Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu:
     1.      Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini     dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau           banyak ruangan, misalnya:
·         Buah mangga (Mangifera indica), mempunyai satu ruang dengan satu biji
·         Buah papaya (Carica papaya), yang terjadi dari beberapadaun buah dengan satu ruang dan banyak biji
·         Buah durian (Durio zibethinus) yag terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
     2.      Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain,     dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaca)
    3.    Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yamgng masing-masing        bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya    tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).


Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
    a. Buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogaea), padi (Oryza sativa), dll.
     b.  Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
-          Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi seringkali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
-          Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (mangifera indica).
-          Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, seringkali cukup tebal dan keras, misalnya pada kenari (Canarium commune), kelapa (Cocos nucifera).

Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Kering
Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam:
A.    Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau masak tidak pecah (indehiscens)
Contoh-contoh dari golongan ini adalah:
a.      Buah padi (Caryopsis), yaitu buah berdinding tipis, mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang  berlekatan pula dengan bijinya.
b.      Buah kurung, yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan, misalnya buah bunga matahari (Heliantus annuus), bunga pukul empat (Imirabilis jalapa).
c.       Buah keras, seperti buah kurung yang seringkali hanya dibedakan dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buahyag kaku atau keras berkayu. Misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea).
d.      Buah keras bersayap. Seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin, seperti misalnya pada warga suku Dipterocarpaceae

B.     Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji, dan
jikamasak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia), atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
a.      Buah terbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak buah pecah menjadi beberapa bagian, dan tiap bagian buah mempunyai sifat seperti suatu buah kurung (achenium) atau buah kertas (nux), jadi biji tetap di dalam ruanga, tidak dapat kelua. Mengingat jumlahnya ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian buah ) buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam:


1.      Buah berbelah dua (diachenium), jika masak menjadi dua bagian tubuh, maing-masing bersifat sebagai suatu buah kurung yang hanya mengandung satu biji didalamnya misalnya buah pegagan (Centella asiatica).
2.      Buah berbelah tiga (triachenium), jika masak pecah menjadi tiga bahian buah, misalnya pada Trapaeolum majus.
3.      Buah berbelah empat (tetrachenium), seperti diatas, kalau masak pecah menjadi empat bagian buah, misalnya buah selasih (Ocimum basilicum)
4.      Buah berbelah banyak (polyachenium), jika masak pecah menjadi sejumlah (banyak) bagian buah, yang masing-masing bersifat seperti buah kurung.

b.      Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam:
1.      Buah berkendaga dua (dicoccus). Buah ini jika masak pecah menjadi dua bagian, masing-masing pecah lagi dan mengeluarkan satu biji.
2.      Buah berkendaga tiga (tricoccus), jika masak pecah menjadi tiga bagian, masing-masing pecah dan mengeluarkan satu biji misalnya buah jarak (Ricinus communis L.)
3.      Buah berkendaga lima (pentacoccus), seperti di atas dengan lima bagian buah, masing-masing dengan satu biji, misalnya buah Geranium.
4.      Buah berkendaga banyak (polycoccus), jika buah mempunyai sifat-sifat seperti diatas, tetapi jika masak dapat menjadi beberapa bagian buah, masing-masing dengan satu biji yang dapat dikeluarkan.
c.       Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam:
1.     Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya, jarang sekali hanya memiliki satu biji. Misalnya buah biduri (Calotropis gigantea)
2.   Buah polong (legumen), buah ini terbentuk dari satu daun buah pula dan mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Buah yang demikian ini terdapat pada smua jenis tumbuhan yang tergolong  suku Papilionaceae, misalnya orok-orok (Crotalaria sp.), Caesalpiniaceae, misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcheri,a).
Buah polong yang sifatnya menyimpang dari kedua tipe tersebut di atas, yaitu:
-    buah masak di dalam tanah, dan jika masak tidak pecah, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kacang bogor (Voandzeia subterranea)
-          buah mempunyai kulit yang berdaging, dan jika masak juga tidak pecah, misalnya buah asam (Tamarindus indica), nam-nam (Cynometra cauliflora)
-          buah mempunyai susunan seperti buah batu dengan tiga lapisan kulit buah, hanya mempunyai satu ruang dan satu biji, jika masak juga tidak pecah, misalnya pada pohon gayam (Inocarpus edulis)
3.    Buah lobak atau polong semu (siliqua). Buah ini tersusun atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya. Buah ini membentuk sekat semu, sehingga kedua tembuni pada perlekatan daun buah terpisah oleh sekat semu tadi, dan oleh sekat semu itu buah lalu terbagi menjadi dua ruangan, masing-masing dengan dua tembuni. Buah ii biasanya terdapat pada warga suku cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus)
4.      Buah kotak sejati, (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah. Buah ini jika sdah masak juga membuka, hingga biji yang ada di dalamnya dapat keluar.
Cara membuka buah ini bermacam-macam:
a.    Dengan katup-katup atau kelep (valva). Daun buah mulai lepas dari ujung buah, tetapi di pangkal tetap berlekatan. Pecahnya bauh ini dapat
-       membelah ruangan
-       membelah sekat-sekat
b.    Dengan retak-retak atau celah-celah (rima), buah pecah menurut bagian tengah katup-katup, pada ujung dan pangkal buah tetap berlekatan, misalnya pada buah anggrek (Orchidaceae)
c.    Dengan gigi-gigi (dens), jika buah pecah hanya sepanjang bagian ujung katup-katup saja, misalnya buah anyelir (Dianthus caryophyllus)
d.   Dengan Liang (porus). Kalu sudah masak buah membuka dengan liang-liang pada ujung atau pangkalnya, misalnya buah tanaman apyun (Papaver somniferum)
e.    Dengan katup (operculum). Pada ujung buah tedapat bagian yang merupakan tutup, yang membuka jika buah sudah masak, misalnya buah krokot (Partulaca oleraceae)
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Berdaging
Dapat dibedakan sebagai berikut:
     a.      Buah buni (bacca). Yang disebut buah buni ialah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair, seringkali dapat dimakan.
Misalnya:
-     Buah pepaya (Carica papaya), buah belimbing (Averhoe carambola), sawo manila (Achras zapota)
Yang kulit buahnya tidak begitu tebal, misalnnya:
-          Buah duku (Lansium domesticum), buah rambutan (Nephelium lappaceum)
     b.      Buah mentimun (pepo). Buah ini ditijau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang dibagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong.
    c.       Buah jeruk (hesperidium). Buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi buah buni. Kulit buah mempun
yai tiga lapisan, yaitu:
-          Lapisan luar (flavedo)
-          Lapisan tengah (albedo)
-          dan kemudian suatu lapisan dalam yang bersekat-sekat, hingga terbentuk beberapa ruangan. Dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair, bijnya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
     d.      Buah batu (drupa). Buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan kulit, yaitu:
-          Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat
-          Kulit tengah (mesocarpium), yang tebal berdaging atau berserabut, kalu berdaging seringkali dapat di makan
-          Kulit dalam (endocarpium), yang cukup tebal, keras dan berkayu.
    e.       Buah delima. Kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin. Buah ini mempunyai beberapa ruang dengan dengan bij-biji yang mempunyai salut biji (arillus) bebas dalam ruang-ruang tadi, misalnya pada delima (Punica granatum)
f.       Buah apel (pomum), seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis tetapi cukup kuat, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan.Buah ini mempunyai beberapa ruangan, tiap ruangan mengandung satu biji.

Buah Sejati Ganda
            Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya berkumpul pada satu tangkai. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam:
      a.      Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida).
      b.      Buah batu ganda, Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius)
      c.       Buah bumbung ganda, misalnya pada pohon cempaka (Michelia champaka)
      d.      Buah buni ganda, misalnya srikaya (Annona squamosa)

Buah Sejati Majemuk
            Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu buga. Kadang-kadang buah majemuk nampaknya seperti satu buah saja.
Buah sejati majemuk dapat dibedakan atas:
     a.   Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat misalnya pada nenas (Ananas comosus).
   b.  Buah batu majemuk, yang misalnya terdapat pada pandan (Pamdanus tectorius). Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan/pembuahan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya, bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah.
     c.      Buah kurung majemuk, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus). Bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bnga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subuhr di tengah, dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan/pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.


KEGIATAN DISKUSI
Pertanyaan dan Jawaban
     1.      Bagaimana proses terjadinya buah semu ganda?
     Jawab:
Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah tetapi juga disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca).
Pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga (dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik-titik hitam kecil.

     2.      Apakah buah sejati tunggal berdaging selalu terdapat tiga lapisan?
     Jawab:
    Tidak, karena tidak semua buah memiliki 3 lapisan, hanya buah yang khas saja yang mempunyai lapisan kulit luar (exocarpium atau epicarpium), kulit tengah (mesocarpium), dan kulit dalam (endocarpium), misalnya buah kelapa, melinjo dll.
    3.      Bagaimana cara membedakan kulit dan cangkang?
    Jawab:
   Cangkang adalah kulit, hanya saja cangkang merupakan bahasa daerah. Contohnya pada kacang tanah, lapisan luarnya merupakan kulit atau cangkang.

BIJI (Semen)
Biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama , karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji disebut Tali Pusar (funiculus) sedangkan bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan Pusar Biji (hilus). Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput salut (arillus).
Salut biji ada yang:
-          Berdaging atau berair, misalnya biji Durian (Durio zibethinus Murr)
-          Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya biji pala (Myristica fragrans)
Bagian-Bagian Biji
A.  Kulit Biji (Spermodermis)
Seperti yang telah dikemukakan, kulit biji berasal dari dari selaput bakal biji (Integumentum), oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angisopermae) terdiri atas dua lapisan yaitu :
1. Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindun utama bagi bagian biji yang ada di dalam
2. Lapisan Kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput, seringkali dinamakan juga kulit ari.
Pada tumbuhan mbiji telanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti dapat kita lihat pada melinjo (Gnetum gnemon) padahal bakal biji yumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada melinjo itu masing-masing dinamakan :
         a.    Kulit luar (sarcotesta), biasnaya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian           berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
         b.   Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dank eras, berkayu, menyerupai kulit dalam                  (endocarpium) pada buah batu.
        c.    Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali melekat erat pada inti biji. Pada kulit           luar biji dapat ditemukan bagian-bagian lainnya yaitu:
       - Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji         dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Contohnya pada kelor               (Moringa oleifera).
     - Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu           ini mempunyai fungsi seperti sayap yaitu memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angin. Contohnya         pada kapas (Gossypium)
     -  Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, contohnya pada biji durian                 (Durio       zibethinus Murr.)
    - Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh
    - Pusar biji (hilus), yaitu bagaian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar.
    - Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji              pada peristiwa pembuahan.
   - Bekas kerkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integument dngan nuselus.
   -  Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji.

B.  Tali Pusar (Funiculus)
    Tali pusar merupakan bagian yanng menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusarnya biji.

C.  Inti Biji (Nucleus seminis)
            Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinmakan isi biji.
Inti biji terdiri atas:
  1. Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru
  2. Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sbelum dapat mencari makanan sendiri.
D.  Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru, terdiri dari:
a. Akar Lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledonae)
b. Daun Lembaga (cotyledo), yang merupakan daun   pertama suatu tumbuhan. Adapaun fungsinya yaitu:
            - sebagai tempat penimbun makanan
            - sebagai alat untuk melakukan asimilasi
            - sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.
c. Batang lembaga (cauliculus),yang seringkali dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
- ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
- ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).



Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji :
  1. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga.
  2. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga.
  3. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari dua daun lembaga,dapat sampai 15.
E.  Putih Lembaga (Albumen)
    Putih lembaga adalah bagian biji,yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Misalnya pada biji tumubuhan berbuah polong (leguminosae).Melihat asal jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam:
  1. Putih lembaga dalam (Endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu sendiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini.
  2. Putih lembaga luar (Perisperium). Jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar kandung lembaga, entah dari nuselus entah dari selaput bakal biji.
F.   Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat didalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah diuraikan mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal dari lembaga. Hanya pada kecambah bagian-bagian padi sudah lebih keras dan mempunyai ukuran yang lebih besar.
Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam :
a.       Perkecambahan diatas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas, muncul diatas tanah, misalnya pada kacang hijau daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga itu kemudian gugur, dan sementara itu pada kecambah sudah terbentuk daun-daun normal yang dapat melakukan tugas asimilasi.
b.      Perkecambahan dibawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji, dan tetap didalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).
Biji hanya akan berkecambah, jika mendapat sarat-sarat yang diperlukan yaitu: air, udara, cahaya, dan panas. Jika sarat-sarat itu tidak terpenuhi, biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada didalamnya (lembaga), berada dalam keadaan hidup (latent).


KEGIATAN DISKUSI
Pertanyaan dan Jawaban
     1.      Dalam bagian-bagian luar biji terdapat bagian lain yaitu sayap, bulu, dan salut biji terbentuknya darimana?
     Jawab :
Sayap, bulu, dan salut biji merupakan alat tambahan yang terdapat pada kulit luar biji. Alat tambahan tersebut terbentuk karena termodifikasi dari kulit luar biji tersebut, sehingga jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap kulit luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka kita dapat menemukan bagian-bagian tersebut.
     2.      Apakah di setiap biji ada salut bijinya ?
Jawab :
Tidak, karena salut biji berasal dari tali pusar. Jadi tidak semua memiliki salut biji tergantung jenis buah dan bijinya.
    3.      Bagaimana penjelasan mengenai salut biji, salut biji semu, pusar biji, liang biji, berkas-berkas pembuluh pengangkutan dan tulang biji ?
Jawab :
a.    Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, contohnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.)
b.    Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh
c.    Pusar biji (hilus), yaitu bagaian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar.
d.   Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
e.    Bekas kerkas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integument dngan nuselus.
f.     Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar